KISA NYATA..MERINDUKAN SANG IBU

Ibu, itulah nama yang tidak asing lagi  bagi semua orang Indonesia  khususnya aku sejak terlahir kedunia fana ini sepertinya ada sesuatu yang membuatku selalu ingin tahu tentang ibu
Entah sejak usia berapa aku tidak bisak dengan yakin untuk mengingat hal itu,
Aku selalu bertanya kepada bapak yang dari kecil menjagaku namun bapak tidak pernah memberikan jawaban yang jelas bapak hanya berkata biarlah nak jika ibumu ingat akan dirimu pasti akan  mencarimu.

Bapakku setiap hari harus pergi keladang sebagai aktivitas setiap harinya jika sedang tidak ada kerjaan lain,  bapak selain kerja diladang untuk memenuhi kebutuhannya juga jadi seorang tukang sumur dan batu, aku selalu diajak kemanapun bapak pergi, Lama kelamaan bapak mungkin merasa terlalu berat rasanya jika harus kerja dan membawa anak kecil yang usianya masih balita akhirnya saya dititpkan keseorang tetangga panggil saja mbok rah yang usianya sudah tidak mudah lagi, saya sering sekali menginap dianna mana terkadang Karena terlalu malam terkadang Karena terlalu lelah begitu seterusnya.

Hingga suatu hari bapak jatuh sakit sampai tidak mampu untuk berjalan, beberapa bulan kemudian bapak mulai bisa berdiri dan berjalan bertatih tatih akhirnya bapak menjalani aktivitas seperti biasanya meskipun harus menahan sakit, aku masih sangat ingat bapak tidak kuat untuk menggendongku sedangkan malam sudah mulai gelap kami harus menyebrang sungai yang arusnya begitu kuat akibat tambahan air hujan sehingga menyebabkan banjir, aku harus menyebrang sendiri saat ditengah tengah sebrangan sungai dengan tiba tiba aku terjebak di lubangan yang dalam hingga akhirnya terhanyut , bapak yang tadinya sempoyongan dengan tiba tiba meloncat dan mengejarku, syukurlah ternyata ada pohon sungai yang begitu besar dan bajuku tersangkut di akar akarnyan yang menjalar kesungai nan kuat dari situlah aku terus merayap menuju tepian sungai, bapak hanya bisa memeluku dan berkata masih diselamatkan nak dirimu dengan yang membuat hidupmu, aku hanya diam dan merasa kedinginan akhirnya bapak menggendongku dengan jalannya yang sempoyonga, setelah sekian lama bapak tidak kunjung sembuh akhirnya saya dititipkan dirumah bibi dan bapak tetap kerja dimana mana asalkan pulang membawa hasil.

SETELAH BEBERAPA BULAN DI RUMAH BIBI
Aku masih belum bisa untuk menyesuaikan diri dengan keluarganya apalagi bibi seperti tidak mengharapkan kehadiranku disitu, aku dituntut untuk kerja yang bukan porsi untuk usia saat itu  bahkan anak anak bibi yang sedang menikmati keasikan masa kanak kanaknya
Aku harus bangun Jam empat pagi apabila aku telat bangun bibi bukannya membangunkanku selayaknya orang orang pada umumnya tapi ia menyiramku dengan ember yang berisi air terkadang masuk ketelingaku bahkan pada suatu hari aku sakit deman dan rasa telingaku sangat sakit setelah satu bulan lamanya, paman datang dan membawah ke puskesmas  dengan segerah, Aku dibawah puskesmas ternyata telingaku sudah terinfeksi virus yang bersarang dalam telingaku sudah menjadi nanah aku harus dilarikan kerumah sakit tapi biayanya tidak cukup, entah malaikat mana yang menolongku dengan tiba tiba ada seorang laki laki berpakaian jas memberikan surat pada bapak dan meminta mobil puskesmas menggantarkan kerumah sakit. Setelah pulang dari rumah sakit bapak masih menemaniku hingga aku sehat, Entah kenapa sikap bibi seperti manis jika ada bapak disampingku.

OLAHAN NASI SINGKONG
meskipun bapak memberikan jatah untuk kebutuhanku tapi bibi tidak pernah memberiku hal yang layak,aku diharuskuan untuk mencari rumput, kayu bakar dan juga harus mengisi air untuk kebutuhan tiap hari yang jarak rumah dengan sumber lumayan jauh, apabila aku tidak melakukan semua itu ia akan memukulku menghajarku, bibi pernah melemparku dengan pisau, pernah memukulkan kelapa dikepalaku yang ia menyuruku tuk mengambilnya tapi aku tidak tahu dimana itu,bibi pernah memukulku dengan alu zaman dulu orang menggunakan kayu yg kuat dan berat untuk menumbuk sesuatu,  seperti untuk menumbuk singkong dan diolah jadi makanan. Aku selalu dikasih makan nasi singkong kadang ada lauknyan kadang hanya garam dan cabe,  namun disaat mereka tidak dirumah aku mencoba membuka lemari makanan ternyata didalam lemari makanannya jauh lebih nikmat tidak ada nasi singkong dan banyak lauk pauk ada sayur ada ikan, sejak itu aku mulai merasakan kesedihan dan selalu ingat dimana ibuku kenapa membiarka aku disini begini,
Aku mulai mendekati para tetangga dan teman teman seusiaku,  disitulah aku sedikit dapat siraman seperti  mendapat telaga pelepas dahaga. Aku jadi sering terhibur meskipun adegan dirumah bibiku terus berkelanjutan. Setelah aku lulus SD bapak keadaanya kambuh lagi dari sakitnya bapak  bicara denganku bahwa tidak bisa untuk membiayai sekolahku tapi aku bertekat untuk tetap melanjutkan sekolah aku sering tidak pulang rumah selepas sekolah aku cari kerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang terkadang aku membuat sapu lidi apa bila dijual seikat sapu hanya rp 250, meskipun aku pulang harus menerima pukulan dari bibiku aku tetap melakukan itu, dan selalu berharap aku bisa bersama ibuku disetiap doaku selalu ada.

Ya Allah engkau maha tahu dan maha segalanya

Jika Ibuku masih ada didunia ini berilah aku satu
Kesempata untuk bertemu dengan untuk bersatu
Aku rindu, aku ingin merasakan pelukan sang
Ibu yang telah mengandungku,melahirkan aku
Kedunia in,
Ya Allah dengarkanlah rintihanku
Ya allah aku tahu engkau maha penyayang sayangi lah ibuku
Sayangilah aku.

***
Kehidup gadis malang dari keluarga broken home.
Ikuti terusya kelanjutan ceritanya...

Comments

Popular posts from this blog

KEPUTUSASAAN